Ekonomi

Kernel Anjlok Picu Turunnya  Harga TBS Sawit Riau Pekan ini

PEKANBARU - Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Provinsi Riau penetapan periode 14-20 November 2018 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur kelapa sawit.

Jumlah penurunan terbesar adalah pada kelompok umur 10-20 tahun yang mengalami penurunan sebesar Rp 145,72/Kg atau mencapai 9,98 % dari harga minggu lalu.

Akibatnya harga TBS kelompok umur 10- 20 tahun periode minggu ini jatuh menjadi Rp 1.314,13/Kg. Menurut Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perkembangan Mutu, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, Tengku Neni, Selasa (13/11/2018) penurunan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internalnya sangat dipengaruhi oleh penurunan harga jual CPO dan kernel periode sebelumnya dari seluruh perusahaan sumber data. Bahkan untuk penurunan harga kali ini tercatat lumayan besar. 

"Untuk harga jual kernel, Sinar Mas Group mengalami penurunan sebesar Rp 401,90/Kg, Astra Agro Lestari Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 584,55/Kg, Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 546,33/kg, dan PT. Citra Riau Sarana mengalami penurunan sebesar Rp 431,00/Kg dari harga minggu lalu," ujarnya.

Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami penurunan sebesar Rp 535,70/Kg, Astra Agro Lestari Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 599,09/Kg, Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 496,35/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami penurunan harga sebesar Rp 375,00/Kg, dan PT. Musim Mas mengalami penurunan sebesar Rp 488,00/Kg dari harga minggu lalu. 

Sedangkan faktor eksternalnya menurunnya harga CPO terutama didorong oleh proyeksi peningkatan stok minyak kelapa sawit di Malaysia dan Indonesia, serta koreksi harga minyak mentah dan minyak kedelai. Peningkatan produksi dan stok dari Indonesia dan Malaysia jelas akan membebani harga. 

Penurunan harga minyak dunia memang cenderung menekan harga CPO karena biofuel merupakan salah satu substitusi utama bagi bahan bakar minyak (BBM). Saat harga minyak dunia anjlok, produksi biofuel menjadi kurang ekonomis. "Hal itu lantas menjadi sentimen menurunnya permintaan CPO sebagai bahan baku biofuel," pungkasnya. bay


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar